Minggu, 03 Juni 2012

Difusi Inovasi Online Atasi Pengangguran


Difusi Inovasi Online Berbasis Pengangguran
Lonjakan pengangguran akibat sempitnya lapangan kerja dan ketimpangan sistem pendidikan merupakan masalah sosial yang sangat serius. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan  jalan penyelenggaraan pendidikan nonformal bagi generasi muda. Namun, penyelenggaraan pendidikan nonformal yang ada kurang efektif dan tidak sesuai dengan kemajuan jaman sehingga kurang diminati rakyat. Lembaga pendidikan nonformal perlu transformasi agar lebih adaptif dengan semangat jaman serta lebih bernilai tambah.
         Mestinya lembaga pendidikan nonformal di tingkat kecamatan yakni PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) di tingkat kabupaten atau kota segera ditransformasikan menjadi wahana difusi inovasi yang bersifat online dan kolaboratif. Dalam teori sosiologi, difusi inovasi sering dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat. Sedang inovasi merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial itu pada dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat. Pakar sosiologi Rogers dan Shoemaker menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Pada prinsipnya difusi inovasi diartikan sebagai suatu proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui  saluran-saluran komunikasi  tertentu,  pada  suatu  kurun  waktu  tertentu, kepada anggota suatu sistem sosial. Pada saat ini proses komunikasi yang ideal adalah melalui lembaga yang bersifat online yang memiliki materi kursus yang bersifat kolaboratif  dan bisa diakses dengan beragam perangkat TIK.
        Lembaga difusi inovasi online yang akan dikembangkan dinegeri ini sebaiknya menggunakan platform Opencourseware (OCW). Opencourseware Consortium adalah inisiatif yang menyelenggarakan berbagai kursus dengan biaya murah bahkan gratis. Pada awalnya inisiatif tersebut ditujukan untuk kalangan mahasiswa, tetapi kini mulai diterapkan untuk kalangan sekolah dasar dan menengah. Platform tersebut dipelopori oleh perguruan tinggi terkemuka di dunia yaitu MIT (Massachusetts Institute of Technology). Antara lain dengan memberikan secara gratis seluruh bahan kuliahnya melalui Internet dalam berbagai bentuk seperti modul belajar, ujian, tugas, diktat kuliah, e-book dan multimedia termasuk online streaming serta suatu lingkungan kolaborasi. Hal tersebut pada intinya memungkinkan pengakses saling berinteraksi seperti misalnya membentuk studi group maupun berkomunikasi dengan para dosen. Platform itu disebut Opencourseware yaitu suatu aplikasi interaktif berbasis web dan open source. Di sejumlah negara Opencourseware ternyata juga telah dimanfaatkan untuk aplikasi non pendidikan, misalnya untuk pemberdayaan komunitas serta knowledge repository sejumlah aktivitas publik.
        Lembaga difusi inovasi online yang berada di pelosok wilayah negeri ini bisa menggunakan konten pendidikan generik gratis dan kolaboratif yang telah eksis di negeri ini, seperti contohnya Crayonpedia. Apalagi pengelola Crayonpedia telah berusaha melakukan pelatihan bagi para guru khususya terkait layanan dan mengenai perkembangan TIK pada umumnya. Terutama yang menyangkut kaedah internet sehat, produktif, kreatif dan inovatif. Selain itu terus melakukan  pengayaan konten, termasuk materi kursus praktis dan teknologi tepat guna sehingga volumenya semakin banyak, beragam dan up to date. Sehingga konten memiliki keandalan sebagai materi ajar lewat modul online.
        Di negara maju kursus online menjadi perhatian serius. Kursus itu terutama dibidang teknologi informasi dan administrasi bisnis. Materi kursus secara mudah dapat diunduh. Para siswa juga dapat mengambil ujian atau tes untuk melanjutkan ke unit kursus berikutnya. Tes akan dinilai secara otomatis, atau akan direview oleh beberapa siswa lain. Karena strategisnya peran kursus online, sampai-sampai Presiden AS Barrack Obama telah menyediakan anggaran 50 juta dollar AS per tahun untuk penyelenggaraan kursus-kursus yang disediakan gratis bagi semua orang. Serta membuat sistem elektronik untuk membantu proses pembelajaran dalam kursus-kursus tersebut. Penyelenggaraan kursus bersifat modular dan object based (berbasis obyek) sehingga mereka akan dapat interoperable dan dapat menawarkan bermacam-macam platform teknologi. Sehingga materinya bisa secara rutin diposkan dalam beberapa situs social media, seperti YouTube, Flickr dan iTunes U.
        Program pemerintah untuk menanggulangi pengangguran sebaiknya terfokus kepada lembaga difusi inovasi online dengan obyek komoditas dan sumber daya lokal. Materi Difusi inovasi online dalam kondisi bangsa Indonesia seperti sekarang ini sebaiknya materi kursus terkait dengan industri kreatif, penyediaan pangan lokal, peternakan, dan hal-hal produktif lainnya. Materi kursus online disesuaikan dengan kondisi demografis yang sesuai dengan hasil sensus penduduk 2010. Data Badan Pusat Statistis (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia hingga 2009 saja mencapai 9.259.000 orang. Kualifikasi yang paling kritis dan kompleks persoalannya adalah para lulusan SLTA hingga tidak tamat SD. Mereka itu belum mendapatkan skema dan program ketenagakerjaan yang layak. Nasib mereka terabaikan oleh negara dan dibiarkan begitu saja mengais rejeki sedapat-dapatnya. Mestinya untuk mengatasi pengangguran diawali dengan reinventing pendidikan nonformal yang bersifat difusi inovasi yang bermuatan produktifitas dan kreatifitas sesuai dengan kemajuan jaman. Reinventing dalam arti menemukan kembali arti penting pendidikan nonformal sesuai dengan semangat dan kemajuan jaman akan bisa memberikan bekal praktis bagi para penganggur. Sayangnya, pendidikan nonformal yang di selenggarakan pada saat ini terlihat asal-asalan dengan muatan atau content yang sudah usang. Organisasi pendidikan nonformal di tingkat Kecamatan yang disebut PKBM ( pusat kegiatan belajar masyarakat ) dan di tingkat Kabupaten/Kota yang disebut SKB (sanggar kegiatan belajar) tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan jaman.
        Semua pihak harus sadar bahwa akar dari masalah pengangguran itu karena adanya krisis pendidikan. Ada baiknya kita menengok sejarah dunia, dimana pada 1967 di Williamburg Virginia AS diselenggarakan konferensi internasional tentang krisis kependidikan dunia. Inisiatif itu datang dari mantan guru yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat, yakni Lyndon B.Johnson. Pelaksanaan konferensi diikuti oleh 150 pemimpin negara dan menghasilkan rekomendasi mengenai peranan penting pendididkan nonformal atau kursus yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
http://www.hdn2020.com/2011/07/08/difusi-inovasi-online-atasi-penganguran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar